Perindu

Rabu, 24 Februari 2016

Pada Akhirnya...

Ini saatnya dimana hati kita di bolak balik..
saat dimana pikiran kita ada jauh ditempat lain dari tubuh kita..
saat hati kita yang baik baik saja, terasa begitu hancur menguap dengan udara..
ini juga saat dimana hati itu meledak ... seakan ada ribuan balon berwarna warni yang bergerak dari perut kita , membuat tubuh kita mengambang di udaraa... padahal sepasang kaki yang membawa kita kemana mana itu tetap menempel pada bumi...
dan pada akhirnya balon balon yang bahagia itu meletus dan membuat mu serasa jatuh...


menangis?, ya..
padahal sejak awal kamu sudah tau bagaimana akhirnya...
manusia yang tambil dengan sisi terbaiknya itu muncul dengan kedua sisinya..
dan kamu harus menerimanya...
lalu saat kamu menampilkan sisi tergilamu.. namun dia tidak menerimanya....

lucunya , secara membinggungkan orang orang disekitarmu mengatakan selamat dan bertepuk tanggan saat dia datang...
juga saat dia pergi..

mereka tersenyum saat dia datang..
mereka juga tersenyum saat kamu menangis, dan bilang lepaskanlah...

ini saat dimana aku akan menangis dan tertawa bersamaan...
saat dimana aku ingin membalas juga memaafkan..

pada akhirnya kita tidak dapat memaksa mereka yang akan pergi...
meski mereka bilang akan ada pengganti.. akan beradaptasi....
meski kamu tau, dia yang sudah ditakdirkan untuk kamu itu akan datang...
didalam doa kamu kamu tetap menjerit meminta dia saja...

ini saat dimana kita merasa begitu spesial, saat dimana kita merasa begitu bahagia...
lalu menjadi ... kamu paham pada akhirnya...


Rabu, 16 Desember 2015

"Cinta Langit"



Matahari, Bumi, dan Awan..
Bumi terpukau kepada Matahari..
tak mampu menjauh, dan tak bisa mendekat..
Bumi terlanjur Jatuh cinta terhadap sinar sang mentari..

teriknya kadang menghangatkan, sering membakar..
didalam hatinya dia berharap dapat memeluk matahari..
Berharap matahari jatuh kepada pelukannya..

Bumi lupa, itu tidak mungkin..

Miliyaran bintang mungkin ada di semesta, tapi ia hanya melihat cahaya matahari
hanya mengharapkan kehangatannya..
tidak ada yang tau bagaimana perasaan Matahari..
dengan peranya menghangatkan semua yang dapat digapainya..
Sebanyak mungkin..
tak ada yang tau juga apa matahari memahami Bumi..
Entahlah, ini terlalu rumit..

Ketika bumi terbakar oleh kehangatan yang dia harapkan..
ia hanya diam, ingin mengatakan tapi segan..
ia khawatir akan mengacaukan kehangatannya..
mengatur nya bukan cara yang baik...

Tapi, diam-diam Awan menderita..
Awan menderita karena terlalu memahami..
atau hanya sekedar mencoba ,tetapi ternyata tidak memahami sama sekali.
melihat cinta bumi yang sudah gila.
Awan mengerti Bumi rindu oleh kehangatan matahari..
harapan Bumi membuatnya menetap , tak menjauh, tak mendekat.
jika ia menjauh sedikit, dingin menggatikan Matahari..
Dan bila ia mengikuti harapannya dengan mendekat, dia terbakar.

Matahari tidak pernah pasti, kadang dia hangat..
lalu membakar meski bumi tidak bergeser..

Awan melihatnya, menyaksikannya, ikut menderita karenanya..
Awan selalu di sekitar Bumi, Memeluknya
tapi Bumi tidak menyukainya..
Awan menghalangi matahari dari pandangan bumi, terkadang menangis menderita melihat bumi terbakar.
namun,bumi juga tak menyukai dingin.
Terkadang Awan lelah, dan Pergi menjauh,
kesisi dimana ia tidak menghalangi cahaya bintang bagi Bumi.

Karena Awan tak pernah benar-benar pergi, tak pernah benar-benar bisa pergi..
ia akan kembali dan kembali lagi ketika bumi terbakar.
Memeluknya agar tidak mencair atau hilang menjadi debu...
Sebagai gantinya Awan menangis, Menghapus Panas dan lelah, lalu menghilang..

Cinta mereka terlalu rumit
kalau saja aku adalah Matahari
Kalau saja semuanya adalah Matahari...

Selasa, 15 Desember 2015

"Hujan"

Bagaimana caranya dingin menyusup diantara rintik?
Tiap-tiap rintik yang dekat dan terlihat hangat bersama-sama.
Tak layak disebut Cinta, namun terlalu rumit untuk digambarkan sebagai hal lain..
Seperti air, abstrak mengikuti bagaimana wadahnya.

Ketika mereka berdatangan kepada pelukan bumi.
Meresahkan hati, membuat mereka yang tak ingin basah terjebak...
Menanti hingga perasaan itu mereda dan hilang.
Namun ada juga yang berlari menerjang lebatnya.
ya.. menerjang lebatnya kawanan air yang terlihat begitu dekat dan hangat.
Meninggalkan hujan karena tak ingin dingin menyusup.
Namun, justru menjadi basah dan membeku..
Berusaha menjauhi dingin dengan meninggalkannya, tapi menjadi lebih dari sekedar dingin,,
Kembali meneduh pun terasa percuma...

Hanya langit yang membawa kehangatan dan dingin bersamaan...


'Rindu'

Senin, 14 Desember 2015

Hai..... Aku Rindu.

Aku Rindu
Aku hadir sejak kamu datang dan membuat keributan dihatinya,
Aku adalah karya hatinya.
yang hanya terlihat sebagai air mata olehmu.